Jelajah Waktu & Budaya Aceh

Aceh Heritage & Journey

"Matee aneuk meupat jeurat, matee adat pat tamita."

- Sulthan Iskandar Muda

Time Travel

Abad Ke 7

Benteng Indrapatra di Aceh Besar adalah peninggalan sejarah yang mencerminkan perpaduan budaya Hindu dan Islam serta menjadi saksi perjuangan Kesultanan Aceh melawan Portugis. Dibangun dengan batu kapur, tanah liat, dan putih telur sebagai perekat, benteng ini masih berdiri kokoh dengan dinding tebal dan lubang meriam yang khas. Kini, Benteng Indrapatra menjadi destinasi wisata budaya dan edukasi, menawarkan panorama laut yang indah sekaligus jejak peradaban Aceh yang penuh makna.

1599

Merupakan benteng bersejarah yang erat kaitannya dengan peran perempuan Aceh dalam mempertahankan tanah air. Benteng ini dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda dan dipimpin oleh Laksamana Malahayati, panglima laut perempuan pertama di dunia, yang menggerakkan pasukan Inong Balee (janda-janda pejuang) untuk melawan Portugis. Selain menjadi simbol ketangguhan perempuan Aceh, benteng yang menghadap langsung ke laut ini juga menawarkan panorama indah Samudera Hindia, menjadikannya destinasi wisata budaya dan sejarah yang sarat makna perjuangan.

pinto khop dahulu merupakan gerbang penghubung taman ghairah dengan istana

makam yang ada saat ini merupakan replika dari makam asli yang dihancurkan hindia belanda

1600-an

Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh adalah ikon sejarah dan religius yang dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda, dengan arsitektur megah bergaya Mughal dan menjadi simbol keteguhan masyarakat Aceh. Gunongan, taman kerajaan unik berwarna putih yang dibangun Sultan Iskandar Muda sebagai lambang cinta untuk permaisurinya, sekaligus mencerminkan perpaduan budaya Aceh dan Melayu. Sebagai pelengkap perjalanan sejarah, wisatawan juga dapat mengunjungi makam Sultan Iskandar Muda di kompleks Kandang XII, tempat peristirahatan terakhir sang sultan besar yang membawa Aceh mencapai masa kejayaan abad ke-17.

Abad 17

Kompleks Makam Kandang XII di Banda Aceh merupakan situs bersejarah yang menjadi tempat peristirahatan terakhir para sultan dan keluarga kerajaan Aceh, termasuk Sultan Iskandar Muda yang membawa Aceh ke masa kejayaannya pada abad ke-17. Kompleks ini dihiasi nisan dan batu makam khas Aceh dengan ukiran kaligrafi indah yang mencerminkan perpaduan seni, budaya, dan spiritualitas Islam. Kini, Kandang XII menjadi destinasi wisata sejarah dan religi, tempat wisatawan dapat mengenang kejayaan Kesultanan Aceh sekaligus menikmati kekayaan seni warisan masa lampau.

1914

Museum Aceh di Banda Aceh adalah pusat pelestarian sejarah dan budaya yang menampilkan koleksi peninggalan masa lalu, mulai dari rumah adat hingga artefak tradisional. Selain berkeliling melihat koleksi, pengunjung juga dapat menyaksikan pertunjukan tari khas Aceh yang memukau serta mencoba langsung mengenakan baju adat sebagai pengalaman budaya yang autentik.

2008

Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh merupakan monumen peringatan tragedi gempa dan tsunami 26 Desember 2004 sekaligus pusat edukasi kebencanaan. bangunan ini memiliki desain simbolis dengan koridor gelap dan suara gemuruh air yang membawa pengunjung merasakan suasana saat bencana. Selain mengenang para korban, museum ini juga menjadi sarana pembelajaran mitigasi tsunami serta destinasi wisata edukatif dan arsitektural yang memikat.

Experiental Tourism

Nikmati pengalaman wisata budaya yang tak terlupakan melalui program Experiential Tourism di Museum Aceh dan Rumoh Aceh. Tersedia berbagai paket menarik yang memungkinkan wisatawan tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan langsung kekayaan budaya Aceh.

Galeri & Multimedia

Pelestarian adat dan budaya Aceh dilakukan melalui upaya menjaga tradisi seperti tari, musik, bahasa, dan upacara adat agar tetap hidup di tengah masyarakat. Generasi muda didorong untuk terlibat dalam kegiatan seni, pendidikan budaya, hingga festival daerah sebagai bentuk pewarisan nilai. Selain itu, dukungan pemerintah dan komunitas lokal juga berperan penting dalam melestarikan warisan budaya Aceh sebagai identitas dan kebanggaan bersama.